Pengaruh Viskositas Minyak Pelumas (Oli) Terhadap Kinerja Mesin Kendaraan Bermotor

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
       Dalam dunia industri dan transportasi, sudah menjadi hal yang pasti bahwa didalam sebuah mesin terdapat banyak elemen-elemen mesin yang berkaitan dan saling bergerak satu sama lain baik itu gerakan putar maupun gerakan linear. Gerakan relatif antar komponen/elemen mesin ini dapat menimbulkan terjadinya beberapa masalah yang harus ditangani.
      Gerakan atau kontak antar elemen di dalam sebuah mesin ini akan menimbulkan gesekan. Gesekan-gesekan itu apabila dibiarkan terus terjadi maka akan menimbulkan rugi-rugi seperti keausan hingga kerusakan. Oleh karena itu diperlukan adanya pelumasan. Pelumasan adalah komponen yang sangat penting dalam kendaraan, terutama pada komponen mesin yang selalu bergerak. Dengan adanya pelumasan, maka akan sangat membantu proses pembakaran pada mesin, selain itu juga akan dapat menahan panas serta mencegah keausan pada komponen yang selalu bergesekan. Maka dari itu pelumasan harus diperhatikan, mulai dari kekentalannya (viskositas) hingga warnanya, bila perlu dilakukan pengecekan secara berkala.
         Terdapat beberapa jenis minyak di kehidupan sehari-hari, misalnya saja minyak goreng, minyak rambut, minyak wangi, minyak pelumas dan lain-lain. Untuk minyak pelumas yang digunakan pada mesin kendaraan bermotor dapat disebut dengan oli. Oli digunakan untuk melumasi mesin motor yang sedang bekerja. Tidak semua jenis mesin menggunakan oli yang sama. Misal saja oli untuk mesin motor dengan oli untuk mesin gardan. Maka dari itu kita harus pandai memilih oli yang tepat untuk motor atau mesin yang akan digunakan.
          Saat ini banyak masyarakat masih awam memilih minyak pelumas hanya dengan melihat merk yang terkenal saja, tidak melihat bagaimana kekentalan atau viskositasnya. Perubahan kekentalan/viskositas minyak pelumas karena kenaikan suhu merupakan salah satu unsur penting yang perlu diperhatikan. Apabila viskositasnya terlalu rendah lapisan oli yang melumasi komponen mesin akan tipis dan menyebabkan gesekan antar logam yang terjadi akan semakin besar, sehingga komponen mesin akan cepat panas.
        Pelumas bermutu baik memiliki kemampuan mengendalikan kotoran yang masuk ke mesin. Pada pelumas mesin terdapat aditif deterjen dan dispersant yang berfungsi untuk membersihkan jelaga, varnish, dan lacquer (produk oksidasi yang dihasilkan dari teroksidasinya lapisan tipis pelumas pada permukaan metal yang panas). Kondisi kendaran bermotor sangat diperlukan oleh pemeliharaannya. Dengan perawatan yang baik, motor/mobil akan selalu dalam kondisi prima. Bila asal asalan, maka kendaraan akan sering ngadat. Perawatan yang tergolong sederhana tetapi sangat vital adalah penggatian rutin minyak pelumas.

1.2. Rumusan Masalah
               Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
  1. Apakah pengertian viskositas?
  2. Apakah pengertian minyak pelumas (oli)?
  3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas?
  4. Apa sajakah fungsi dari minyak pelumas (oli)?
  5. Bagaimanakah pengaruh viskositas pelumas (oli) terhadap kinerja mesin kendaraan bermotor?


1.3. Tujuan Penulisan
              Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
  1. Dapat mengetahui pengertian viskositas.
  2. Dapat mengetahui pengertian minyak pelumas (oli).
  3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas.
  4. Dapat mengetahui fungsi dari minyak pelumas (oli).
  5. Dapat mengetahui pengaruh viskositas pelumas (oli) terhadap kinerja mesin kendaraan bermotor.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Viskositas
          Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan viscous. Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dahulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida. Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental, misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam, nampak mula-mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa disamping gaya berat dan gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut. Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida (Budianto, 2008: 158).
          Lumbantoruan & Yulianti (2016: 27) mengatakan bahwa “viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukan semakin sulit suatu benda bergerak dalam fluida tersebut”.
        Viskositas dapat dianggap sebagai kelengketan internal dari suatu fluida. properti ini menghasilkan tegangan geser di dalam suatu aliran dan menyebabkan rugi-rugi yang terjadi di dalam pipa atau gaya hambat pada sebuah roket. Dalam aliran satu dimensi properti ini dapat dihubungkan dengan kecepatan melalui tegangan geser. Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas adalah viskometer. Efek viskositas (kekentalan) dapat diabaikan sepenuhnya di dalam aliran tak-kental tanpa banyak mengubah solusi dari soal yang melibatkan aliran tersebut. Semua fluida memiliki viskositas dan jika efek-efek viskositasnya tidak dapat diabaikan aliran tersebut adalah aliran kental. Efek-efek kekentalan sangat penting dalam aliran pipa dan banyak jenis aliran lainnya di dalam saluran-saluran, efek-efek tersebut mengakibatkan rugi-rugi dan membutuhkan pompa-pompa di dalam jalur-jalur pipa yang panjang. Akan tetapi, adakah aliran dimana kita dapat mengabaikan pengaruh viskositas? tentu saja, kita tidak akan berpikir mengenai aliran tak-kental jika aliran demikian tidak dapat ditemukan dalam soal-soal engineering (Potter & Wiggert, 2008: 38).


2.2. Pengertian Pelumas (Oli)
          Minyak pelumas atau yang lebih dikenal dengan nama oli dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada diantara dua permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan tersebut. Prinsip dasar dari pelumasan itu sendiri adalah mencegah terjadinya solid friction (gesekan padat). Bahan pelumas berasal dari minyak bumi yang merupakan campuran beberapa organik, terutama hidrokarbon. Oli biasanya diperoleh dari pengolahan minyak bumi yang dilakukan melalui proses destilasi bertingkat berdasarkan titik didihnya. Menurut temperatur lingkungan minyak pelumas dibagi menjadi dua, yaitu minyak pelumas dingin (kode W/winter), minyak pelumas panas (kode S/summer). Di daerah panas/tropis seperti Indonesia dianjurkan menggunakan pelumas dingin (W), sedangkan di daerah subtropis/dingin dianjurkan untuk memakai pelumas panas (S) (Lumbantoruan & Yulianti, 2016: 27).
          Menurut Nugroho & Sunarno (2012: 2), oli biasanya diperoleh dari pengolahan minyak bumi yang dilakukan melalui proses destilasi bertingkat berdasarkan titik didihnya. Menurut Environmental Protection Agency (EPA’s), proses pembuatan oli melalui beberapa tahap, yaitu:
  1. Destilasi.
  2. Deasphalting untuk menghilangkan kandugan aspal dalam minyak.
  3. Hidrogenasi untuk menaikkan viskositas dan kualitas.
  4. Pencampuran katalis untuk menghilangkan lilin dan menaikkan temperatur pelumas paraffin.
  5. Clay or Hydrogen finishing untuk meningkatkan warna, stabilitas dan kualitas oli pelumas.
          Minyak pelumas memiliki ciri-ciri fisik yang penting antara lain Viscosity atau kekentalan, Viscosity Index (ketahanan kekentalan), Flash Point (titik nyala), Pour Point (titik tuang), Total Base Number (TBN), Carbon Residue (karbon residu), Density (massa jenis), Spesific Grafity (berat jenis), Colour (warna) (Lumbantoruan & Yulianti, 2016: 27).

Sifat-sifat umum pelumas antara lain:
  1. Appearance. Rupa pelumas dengan melihat keadaan visualnya dan dapat menunjukkan:
  2. clear: Pelumas terlihat jernih.
  3. hazy: Pelumas terlihat tidak jernih/berkabut. Pada pelumas baru, hazy menunjukkan adanya air atau uap air yang terdapat pada pelumas.
  4. dark: Bila appearance terlihat dark atau gelap, ini dapat menunjukkan adanya kandungan produksi oksidasi dari pelumas atau bahan bakar.
  5. Spesific Grafity (SG). Adalah perbandingan berat minyak dan air yang mempunyai volume yang sama pada suhu tertentu. Pemeriksaannya dengan alat standar untuk tujuan tersebut.
  6. Warna (colour). Untuk mengetahui sifat visual pelumas sehingga dapat diinterprestasikan sifat fisiknya secara cepat kemudian dapat dilakukan analisa keadaan sebenarnya dari pelumas.
  7. Viscosity/kekentalan. Adalah besarnya tahanan aliran yang dimiliki setiap fluida termasuk pelumas. tingkat kekentalan merupakan sifat fisik fluida yang berubah terhadap perubahan temperaturnya, sehingga pengukuran kekentalan harus disertai dengan pengukuran suhu pada waktu yang bersamaan. Metode pengukuran viskositas pelumas antara lain: Viscocity Kinematic (Centistokes-Cst), Derajat Engler, diukur pada suhu 20°C,50°C dan 100°C, Second Redwood, diukur pada suhu 70°F,140°F dan 200°F, Second Universal Saybolt, diukur pada suhu 100°F dan 210°F, serta Nomor SAE
  8. Viscocity Index (VI). Merupakan besarnya angka index atau skala kekentalan pelumas terhadap perubahan temperature tertentu.Standar temperature pada pengukuran ini adalah 100°F dan 210°F. Pada umumnya menggunakan Kinematic Viscosity. Pelumas yang memiliki VI tinggi tidak banyak mengalami perubahan kekentalan pada perubahan temperature.
  9. Pour Point (titik tuang), menunjukkan temperature terendah dimana pelumas masih dapat mengalir. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan mengalir pada temperature rendah berhubung dengan daerah pemakaian atau kondisi kerja penggunaan dari pelumas tersebut.
  10. Flash Point (titik nyala), merupakan temperature terendah dimana suatu minyak sudah mampu terbakar oleh adanya letupan bunga api/flash. Maksud pengukuran titik nyala adalah untuk safety precaution atau berhubungan dengan kondisi pemakaian pelumas. Dengan mengetahui titik nyala, dapat diketahui banyak sedikitnya komponen yang menguap karena titik nyala mempengaruhi jumlah pemakaian pelumas.
  11. Total Base Number (TBN), adalah besarnya angka kebasaan pelumas yang mengindikasikan bahwa pelumas tersebut mengandung additive terutama jenis detergent dan dispersant. Angka TBN pada pelumas bekas akan lebih rendah dari pelumas baru. Karena sebagian basa telah digunakan untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk ataupun telah dipakai untuk menghancurkan kotoran. Jadi dengan mengukur besarnya angka TBN dapat ditentukan apakah pelumas masih layak pakai.
  12. Total Acid Number (TAN), besarnya angka keasaman pada pelumas yang terbentuk oleh oksidasi pelumas atau karena pengaruh adanya air/uap air.
  13. Oxidation Stability (ketahanan Oksidasi), sifat yang diperlukan pada pelumas untuk melumasi mesin. Kombinasi panas dan udara bila ada kontak dengan pelumas akan menyebabkan oksidasi. Oksidasi akan membentuk asam, pelumas menjadi kental dan akhirnya membentuk lumpur korosif.

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Viskositas
          Faktor yang mempengaruhi viskositas ialah suhu, konsentrasi larutan, berat molekul terlarut, dan tekanan. Jadi viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Semua minyak pelumas jika suhu tinggi dipanaskan akan menjadi lebih encer dan pada suhu yang rendah akan menjadi kental. Pengukuran viskositas mnyak pelumas dengan standar SAE 2. Konsentrasi larutan ialah viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang lebih tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat molekul terlarut ialah viskositas berbanding lurus dengan berat molekul terlarut. Tekanan ialah semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan (Lumbantoruan & Yulianti, 2016: 28)
       Sedangkan menurut Bird (1994: 54), faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah tekanan, temperatur, adanya zat lain, ukuran dan berat molekul, ikatan.
  1. Tekanan; Pengaruh viskositas terhadap tekanan yaitu viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
  2. Temperatur; Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas akan naik dengan turunnya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
  3. Zat lain; Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi meningkatkan viskositas air.
  4. Berat molekul; Pengaruh viskositas terhadap berat molekul yaitu viskositas naik dengan naiknya berat molekul.
  5. Ikatan; Viskositas juga akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak. Viskositas air naik dengan adanya ikatan hidrogen.

2.4. Fungsi Minyak Pelumas (Oli)
          Menurut Nugroho & Sunarno (2012: 2), beberapa sifat penting yang sangat dibutuhkan agar minyak pelumas dapat berfungsi dengan baik adalah:
  • Low volatility atau tidak mudah menguap, terutama pada kondisi operasi. Volatilitas suatu minyak pelumas penting sekali dalam pemilihan jenis pelumas dasar sesuai dengan pemakaian.
  • Fluiditas atau sifat mengalir dalam daerah suhu operasi.
  • Stabilitas selama periode pemakaian. Sebagian sifat ini ditentukan oleh adiktif.
  • Kompatibilitas atau kecocokan dengan bahan lain dalam sistem.
          Fungsi utama suatu pelumas adalah untuk mengendalikan friksi dan keausan. Namun pelumas juga melakukan beberapa fungsi lain yang bervariasi tergantung dimana pelumas tersebut diaplikasikan, misalkan saja;
  1. Pencegahan korosi; Peranan pelumas dalam rangka mencegah korosi, pelumas berfungsi sebagai preservative. Pada saat mesin bekerja pelumas melapisi bagian mesin dengan lapisan pelindung yang mengandung adiktif untuk menetralkan bahan korosif. Kemampuan pelumas untuk mengendalikan korosi tergantung pada ketebalan lapisan fluida dan komposisi kimianya.
  2. Pengurangan panas; Salah satu fungsi pelumas yang lain adalah sebagai pendingin, dimana pelumas tersebut mampu menghilangkan panas yang dihasilkan baik dari gesekan atau sumber lain seperti pembakaran atau kontak dengan zat tinggi. Perubahan suhu dan oksidatif material akan menurunkan efisiensi pelumas.
          Pelumasan oli mesin digunakan untuk menghindari terjadinya gesekan langsung antar logam pada mesin, sehingga tingkat keausan logam dan tingkat kerusakan mesin dapat dikurangi. Dengan perawatan secara berkala umur mesin menjadi lebih lama. Keadaan optimum pelumasan logam dapat dicapai, jika permukaan logam bersentuhan dapat dilapisi secara sempurna oleh minyak pelumas (Nugroho & Sunarno, 2012: 1).

2.5. Pengaruh Viskositas Minyak Pelumas (Oli) Terhadap Kinerja Mesin Kendaraan Bermotor
           Salah satu faktor terpenting yang harus dimiliki oleh minyak pelumas adalah viskositasnya. Jika viskositas minyak pelumas rendah maka minyak pelumas tersebut akan mudah terlepas akibat besarnya tekanan dan kecepatan dari bagian-bagian yang bergerak dan saling bergesekan. Jika minyak pelumas terlepas berarti memperbesar gesekan dan mempercepat keausan dari bagian-bagian yang bergerak tersebut (Lumbantoruan & Yulianti, 2016: 28).
          Menurut Rahman (2014: 430), dari penelitian yang dilakukan untuk menganalisa pengaruh kekentalan pelumas terhadap jumlah putaran dan daya yang dapat ditransmisikan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
  • Semakin tinggi nilai viskositas pelumas yang digunakan maka jumlah putaran dan daya yang dihasilkan akan semakin berkurang.
  • Semakin tinggi nilai viskositas menunjukkan gaya tahanan yang ditimbulkan pelumas terhadap benda yang bergerak semakin besar.
  • Penurunan jumlah putaran menyebabkan penurunan efisiensi.
  • Daya yang dihasilkan akan lebih besar pada saat penggunaan pelumas dengan viskositas yang lebih rendah.
          Untuk mendapatkan minyak pelumas yang sempurna, karakteristik dan jenis oli yang digunakan harus diperhatikan. Faktor kekentalan atau viskositas, bahan dasar oli merupakan besaran yang harus disesuaikan dengan klasifikasi mesin. Dengan demikian jenis minyak pelumas yang sesuai dapat digunakan menurut tipe, peforma, maupun kebutuhan penggunaannya (Nugroho & Sunarno, 2012: 1).
           Adanya kemajuan teknologi menyebabkan pula lahirnya pelumas yang cocok untuk mesin yang bersangkutan. Guna memilih jenis oli yang akan dipakai, sekurang-kurangnya haruslah cocok dengan persyaratan dan kondisi mesin yang dipergunakan. Untuk tujuan tersebut, sifat terpenting yang merupakan dasar pemilihan adalah kekentalan dari pelumas yang akan dipakai serta kesesuaian performance level-nya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa:
  1. Diperlukan pelumas yang encer, bila putaran cepat, beban rendah dan temperature operasi rendah.
  2. Diperlukan pelumas yang kental, bila putaran rendah, beban berat dan temperatur operasi tinggi.
  3. Pada hakekatnya yang menjadi dasar penilaian pelumas, adalah anjuran atau persyaratan mesin atau buku instruksi (Instruction Manual book). Pemilihan kekentalan pelumas yang kurang cocok akan menghambat kerja mesin. Penentuan pemilihan atas pelumas yang terlalu encer tidak akan berfungsi dengan baik dan akan menimbulkan kebocoran. Sebaliknya, pemilihan pelumas yang terlalu kental akan menghambat mesin karena tahanan yang tinggi.
  4. Jadi dalam menentukan pelumas yang cocok untuk suatu mesin berdasarkan kekentalan pelumas dan harus sesuai dengan:
  • Beban mesin
  • Kecepatan putaran
  • Temperature kerja mesin
  • Sistem pelumasan yang digunakan
  • Umur mesin

Dari tulisan di atas dapat diringkas bahwa:
  1. Interval penggantian oli mesin pada umumnya telah ditetapkan oleh pabrik pembuat kendaraan tersebut, silahkan konsultasi pada bengkel yang dipercaya untuk menentukan interval penggantian oli kendaraan Anda.
  2. Kekentalan oli ditetapkan berdasarkan penomoran oleh SEA dan pengetesan standar kinerja minimal minyak pelumas dilakukan oleh API Service.
  3. Oli dengan indeks kekentalan (viscositas) yang tinggi dapat membentuk film oli yang bagus pada dua permukaan yang bergesek, akan tetapi oli yang kental itu akan sulit memasuki celah permukan logam yang saling bergesekan.
  4. Oli dengan kekentalan yang lebih tinggi akan lebih sulit berubah kekentalannya dalam suhu yang tinggi dibandingakn dengan oli yang lebih encer.
  5. Oli harus tahan terhadap penguapan, jika oli mudah menguap, maka oli akan gampang terbakar dan volume oli dalam mesin tentu saja lebih cepat berkurang.
  6. Oli sudah dilengkapi dengan berbagai additive, sehingga tidak memerlukan penambahan additive lain pada oli kendaraan Anda, bila terjadi penambahan additive dikawatirkan akan merusak additive yang sudah ada pada oli.
  7. Para pemilik kendaraan harus hati-hati dalam menentukan kekentalan (viskositas) oli mesin mobilnya, jika oli terlalu encer dikhawatirkan oli lebih cepat menguap saat mesin panas, jika oli terlalu kental, maka oli akan sulit menerobos permukaan bagian-bagian mesin yang bergesek. Ikuti saran dari pabrik kendaraan untuk memilih oli yang cocok dengan mesin kendaraan Anda, jangan tergiur dengan produk oli baru, karena mungkin saja produk itu kurang cocok untuk mobil Anda. Bertanya/konsultasi pada bengkel langganan yang dipercaya adalah langkah bijak, sebelum segala suatunya terjadi pada mesin mobil kesayangan Anda.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
          Berdasarkan makalah yang telah penulis sajikan, dapat disimpulkan bahwa:
  1. Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukan semakin sulit suatu benda bergerak dalam fluida tersebut.
  2. Minyak pelumas atau yang lebih dikenal dengan nama oli dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada diantara dua permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan tersebut. Prinsip dasar dari pelumasan itu sendiri adalah mencegah terjadinya solid friction (gesekan padat). Bahan pelumas berasal dari minyak bumi yang merupakan campuran beberapa organik, terutama hidrokarbon.
  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah; tekanan, temperatur, adanya zat lain, ukuran dan berat molekul, dan ikatan.
  4. Fungsi utama suatu pelumas adalah untuk mengendalikan friksi dan keausan, pencegahan korosi, dan pengurangan panas.
  5. Pengaruh kekentalan pelumas terhadap jumlah putaran dan daya yang dapat ditransmisikan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
  • Semakin tinggi nilai viskositas pelumas yang digunakan maka jumlah putaran dan daya yang dihasilkan akan semakin berkurang.
  • Semakin tinggi nilai viskositas menunjukkan gaya tahanan yang ditimbulkan pelumas terhadap benda yang bergerak semakin besar.
  • Penurunan jumlah putaran menyebabkan penurunan efisiensi.
  • Daya yang dihasilkan akan lebih besar pada saat penggunaan pelumas dengan viskositas yang lebih rendah.

3.2. Saran
           Para pemilik kendaraan harus hati-hati dalam menentukan kekentalan (viskositas) oli mesin mobilnya, jika oli terlalu encer dikhawatirkan oli lebih cepat menguap saat mesin panas, jika oli terlalu kental, maka oli akan sulit menerobos permukaan bagian-bagian mesin yang bergesek. Ikuti saran dari pabrik kendaraan untuk memilih oli yang cocok dengan mesin kendaraan Anda, jangan tergiur dengan produk oli baru, karena mungkin saja produk itu kurang cocok untuk motor/mobil Anda. Bertanya/konsultasi pada bengkel langganan yang dipercaya adalah langkah bijak, sebelum segala suatunya terjadi pada mesin mobil kesayangan Anda.


DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku:
Bird, T. 1994. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Potter, M, C, & Wiggert, D, C. 2008. Mekanika Fluida. Jakarta: Erlangga.

Referensi Jurnal:
Budianto, Anwar. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes. Jurnal Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir. ISSN: 1978-0176.
Lumbantoruan, P, & Yulianti, E. 2016. Pengaruh Suhu terhadap Viskositas Minyak Pelumas (Oli). Jurnal Sainmatika Vol. 13. No. 2. ISSN: 1829-586X.
Nugroho, S, R. & Sunarno, H. 2012. Identifikasi Fisis Viskositas Oli Mesin Kendaraan Bermotor Terhadap Fungsi Suhu dengan Menggunakan Laser Helium Neon. Jurnal Sains dan Seni Volume 1.
Rahman, Jhonni. 2014. Analisa Pengaruh Viskositas Pelumas terhadap Jumlah Putaran dan Daya. Jurnal RAT Vol. 3. No. 1. ISSN: 2252-9608.

Sosial Media:
Hermansyah. 2013. Pelumas dan Pelumasan, (Online). (http://hermansyahemmank .blogspot.com/2013/01/pelumas-dan-pelumasan.html?m=1, diakses 01 Desember 2017).

Komentar

  1. Kami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.

    Oli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.

    Kami menjadi salah satu perusahaan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pabrik-pabrik besar di Indonesia, termasuk kebutuhan akan pelumasan khusus.
    Prinsip kami adalah selalu mengembangkan hubungan jangka panjang kepada setiap customer. Bila anda butuh info lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.

    Mobile : 0813-1084-9918
    Whatsapp : 0813-1084-9918
    name : Tommy. K
    Email1 : tommy.transcal@gmail.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi Pembelajaran Induktif dan Deduktif

Perkembangan Peserta Didik: Kebutuhan dan Pemenuhannya

Perkembangan Peserta Didik: Perkembangan Bakat Khusus