Perkembangan Peserta Didik: Kebutuhan dan Pemenuhannya
A. Pentingnya Kebutuhan bagi Perilaku Manusia
Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan merupakan
aspek intristik kodrat seorang manusia yang tidak dimatikan oleh kebudayaan,
namun terkadang sering ditindas oleh kebudayaan. Kemudian kebutuhan-kebutuhan
itu dapat dengan mudah diabaikan atau ditekan, tidak bersifat jahat melainkan
netral atau justru baik. Menurut Maslow suatu sifat dapat dipandang sebagai
kebutuhan dasar jika memenuhi beberapa syarat-syarat seperti yang dijelaskan
dibawah ini :
1.
Ketidakhadirannya atau
ketidakadaannya akan menimbulkan penyakit.
2.
Kehadirannya dapat mencegah timbulnya
penyakit yang diderita.
3.
Pemulihannya dapat menyembuhkan dari
berbagai penyakit.
4.
. Dalam situasi-situasi tertentu
yang sangat kompleks dan orang bebas memilih, orang yang sedang berkekurangan
ternyata mengutamakan kebuthan itu dibandingkan jenis-jenis kepuasan lainnya.
5.
Kebutuhan itu tidak aktif, lemah,
dan secara fungsional tidak terdapat pada orang yang tidak sehat.
B. Pengertian Kebutuhan
Kebutuhan hidup seseorang mengalami
perubahan-perubahan sejalan dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhannya.
Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan dengan kebutuhan fisik,
hal ini dikarenakan pengalaman hidup yang dialami setiap individu mengalami
perubahan yan semakin luas. Fakor yang menyebabkan kebutuhan itu muncul ialah
Dorongan. Dorongan adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan untuk mencapai keinginan atau
tujuan tertentu(Sumadi,1971 : 70).
Kebutuhan
secara umum dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.
Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer ialah kebutuhan
biologis atau organik dan umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif
asli. Seperti makan, minum, bernafas, dan sebagainya.
2.
Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan Sekunder merupakan kebutuhan
yang didorong oleh motif yang dipelajari. Seperti kebutuhan untuk memperoleh
ilmu pengetahuan, kebutuhan untuk salin berinteraksi, kebutuhan akan hiburan
dan sebagainya.
C. Teori Kebutuhan
Meskipun ada beberapa teori
kebutuhan, namun yang paling dikenal luas adalah teori kebutuhan dari Abraham H. Maslow. Dalam konteks ini,
Maslow mengemukakah hierarki kebutuhan dari yang paling dasar sampai yang
paling tinggi. Berikut adalah tingkatan kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow
:
1.
Kebutuhan Fisiologis
2.
Kebutuhan Rasa Aman
3.
Kebutuhan rasa memiliki dan kasih
sayang
4.
Kebutuhan Penghargaan
5.
Kebutuhan Rasa Ingin Tahu
6.
Kebutuhan Estetik
7.
Kebutuhan Pertumbuhan
8.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Pada awal pembahasan teori kebutuhan
ini disampaikan bahwa pemenuhan suatu kebutuhan dibawahnya akan mendasari dan
mendorong pemenuhan kebutuhan diatasnya. Dengan kata lain, bahwa seseorang akan berusaha memenuhi kebutuhan
yang lebih tinggi, manakala kebutuhan dibawahnya atau kebutuhan yang lebih
dasar sudah terpenuhi lebih dahulu. Namun, dalam perkembangan selanjutnya,
ternyata pemenuhan kebutuhan itu tidak membuat khirarkinya, melainkan dapat
saja bersifat dinamis dan terjadi improvisasi
dari hirarki yang ada. Artinya, bisa jadi kebutuhan yang paling dasar,
yakni kebutuhan fisiologis, dibutuhkan secara ebrsamaan dengan kebutuhan akan
rasa aman dan kebutuhan akan penghargaan. Atau terpenuhinya suatu kebutuhan
dapat sekaligus memberi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.
Berikut adalah penjabaran
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi :
1.
Kebutuhan Fisiologis
Ini merupakan kebutuhan yang paling
dasar, paling kuat, dan paling jelas dari sekian banyak kebutuhan manusia
karena merupakan pertahanan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik yaitu
kebutuhan makanan, minuman, sandang, tempat tinggal, seks, tidur, dan oksigen.
2.
Kebutuhan Rasa Aman
Di atas kebutuhan fisiologis atau
dapat dikatakan sebagai kebutuhan yang lebih tinggi dari kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan akan rasa aman. Menurut Maslow, kebebasan yang ada batasnya semacam
itu sesungguhnya sangat diperlukan bagi perkembangan anak ke arah penyesuaian
diri yang lebihbaik.
3.
Kebutuhan Rasa Memiliki dan Rasa
Ksih Sayang
Setiap manusia sesungguhnya
merasakan kebutuhan yang mendalam akan adanya cinta dan kasih sayang dari orang
lain dan kepada orang lain.demikian juga, setiap orang sangat membutuhkan rasa
memiliki dan dimiliki orang lain. Bagi Maslow, cinta dan kasih sayang merupakan
sesuatu yang hakiki dan sangat berharga dalam kehidupan manusia karena
didalamnya menganut suatu hubungan erat, sehat, dan penuh kasih antara dua
orang atau lebih, serta menumbuhkan sikap saling percaya.
4.
Kebutuhan Penghargaan
Ada dua kategori tentang kebutuhan
akan penghargaan pada manusia, yaitu :
a.
Kebutuhan akan harga diri
b.
Kebutuhan akan penghrgaan dari orang
lain
5.
Kebutuhan Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin
tahu ini, menurut Erick Fromm (1969) sesungguhnya dapat dikatakan sebagai suatu
proses pencarian makna. Karena merupakan proses pencarian makna, di dalamnya
mengandung hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menganalisis, menemukan
hubungan-hubungan dan makna-makna,s erta membangun suatu sistem nilai.
6.
Kebutuhan Estetik
Lebih lanjut Maslow bahkan
mengatakan kebutuhan keindahan ini dapat ditemukan dalam setiap peradaban dari
zaman ke zaman, bahkan sejak zaman manusia masih tinggal di dalam gua-gua.
7.
Kebutuhan akan Pertumbuhan
Kebutuhan ini merupakan hasil
perluasan dan upaya memperjelas teori kebutuhan dasar manusia yang kemudian
dituangkan dalam karyanya yang diberiya judul “PSYCHOLOGI OF BEING”.
8.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan Aktualisasi diri”
didefinisikan sebagai kebutuhan mendalam pada individu untuk menumbuhkan,
mengembalikan, dan menggunakan kemampuannya secara penuh. Kebutuhan aktualisasi
diri ini merupakan salah satu aspek yang merupakan salah satu aspek yang amat dalam
teorinya berkenaan dengan motivasi.
D. Kebutuhan Remaja dalam Perkembangannya
Kekhasan
dalam perkembangan fase remaja dibandingkan dengan fase perkembangan lainnya
membawa konsekuensi pada kebutuhan yang khas pada mereka. Menurut Garrison, ada
tujuh kebutuhan khas remaja yaitu :
1. Kebutuhan akan kasih sayang
2. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok
3. Kebutuhan untuk berdiri sendiri
4. Kebutuhan untuk berprestasi
5. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain
6. Kebutuhan untuk dihargai
7. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh
Dalam perspektif teori
sosial-psikologis memandang bahwa kebutuhan-kebutuhan remaja berkaitan erat
dengan pemuasan kebutuhan mereka dalam kelompoknya. Menurut teori ini,
kebutuhan-kebutuhan psikologis yang pokok akan mengarahkan tercapainya rasa
aman. Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan untuk menerima afeksi dari kelompok atau individu, meliputi :
a) Menerima rasa kasihg sayang dari keluarga dan atua orang lain di luar kehidupan keluarga dan atau orang lain diluar kehidupan keluarga
b) Menerima pujian atau sambutan hangat dari
teman-temannya
c) Menerima penghargaan dan apresiasi dari guru dan
pendidik lainnya
2. Kebutuhan untuk memberikan sumbangan kepada
kelompoknya meliputi :
a) Menyatakan afeksi kepada kelompoknya
a) Menyatakan afeksi kepada kelompoknya
b) Turut serta memikul tanggung jawab kelompok
c) Menyatakan kesediaan dan kesetiaan kepada kelompok
d) Menghayati keberhasilan dalam kelompok
3. Kebutuhan untuk mempelajari dan menyelidiki sesuatu
D. Konsekuensi Kebutuhan Remaja yang Tidak Terpenuhi
Pada dasarnya setiap remaja
menghendaki semua kebutuhan-kebutuhannya dapat terpenuhi secara wajar. Sebaliknya remaja akan
mengalami kekecewaan, ketidakpuasan, atau bahkan frustrasi, yang pada akhirnya
akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya jika kebutuhannya tidak
terpenuhi. Bischof (1983) dalam “interpreting Personality Theories”
mengemukakan bahwa setidaknya ada dua komponen kunci mengenai terjadinya frustasi
pada individu, yaitu:
1. Adanya suatu kebutuhan, dorongan, atau
kiecenderungan untuk bertindak.
2. Adanya rintangan atau halangan yang menghambat
individu dalam upaya mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan atau
dorongan-dorongan yang ada didalam dirinya.
Perilkau menyimpang yang umumnya dilakukan remaja
sebagai wujud dari konsekuensi dan tidak terpenuhinya kebutuhan manusia yaitu
sebagai berikut :
1. Seks Bebas
2.
Penyalahgunaan NARKOBA
3.
Perilaku delinkuensi, seperti
tawuran dan tindakan kriminal lainnya
4.
Berkendara secara ugal-ugalan
5.
Kecanduan minuman keras
6.
Bunuh diri
Dengan demikian, setiap tingkah laku
remaja khususnya dan manusia pada umumnya selalu berkaitan dengan tujuan yang
hendak dicapainya. Apa yang hendak dicapai itu pada dasarnya dalam rangka memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu, antara motivasi,
kebutuhan, dan tingkah laku itu berhubungan erat satu sama lain. Jika kebutuhan
itu tidak terpenuhi maka akan timbul kesulitan-kesulitan yang menyebabkan
timbulnya perasaan kecewa, frustasi, marah, menyerang orang lain, minum-minuman
keras, narkotika, dan tingkah laku negatif lainnya yang sangat merugikan diri
sendiri dan orang lain.
E. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan
Kondisi lingkungan sekitar, baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat berkaitan erat dengan motivasi seseorang. Menurut Maslow, ada sejumlah kondisi yang merupakan prasyarat dan sekaligus menjadi intervensi edukatif dalam rangka pemuasan kebutuhan dasar manusia, termasuk remaja, yaitu:
E. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan
Kondisi lingkungan sekitar, baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat berkaitan erat dengan motivasi seseorang. Menurut Maslow, ada sejumlah kondisi yang merupakan prasyarat dan sekaligus menjadi intervensi edukatif dalam rangka pemuasan kebutuhan dasar manusia, termasuk remaja, yaitu:
1. Kemerdekaan untuk berbicara
2. Kemerdekaan melakukan apa saja yang diinginkan
sepanjang tidak merugikan dirinya dan orang lain
3. Kemerdekaan untuk mengeksplorasi lingkungan
4. Kemerdekaan untuk mempertahankan atau membela diri
5. Adanya keadilan
6. Adanya kejujuran
7. Adanya kewajaran
8. Adanya ketertiban.
Ancaman
terhadap faktor-faktor tersebut diatas akan menyebabkan individu memberikan
reaksi dengan cara sama dengan ketika mereka bereaksi terhadap berbagai ancaman
terhadap kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Lebih lanjut Maslow mengatakan bahwa
kondisi-kondisi itu bukanlah tujuan dari dirinya, namun memang nyaris seperti
tujuan karena sedemikian eratnya hubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dasarnya
sendiri. Kondisi-kondisi itu semaksimal mungkin akan dipertahankan oleh
individu karena tanpa kondisi-kondisi itu kepuasan dasar mustahil akan dapat
terpenuhi atau palingan tidak akan terancam pemenuhannya.
Komentar
Posting Komentar