Perkembangan Peserta Didik: Perkembangan Nilai, Moral, Dan Sikap Remaja
PERKEMBANGAN NILAI,
MORAL, DAN SIKAP REMAJA
A. Definisi Nilai, Moral, dan Sikap
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk
oleh masyarakat. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas
atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat
dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara
masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai.
Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan,
ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.
Apabila yang dilakukan seseorang itu
sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral
yang baik, begitu juga sebaliknya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus
dimiliki oleh manusia. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya
dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Sikap merupakan proses sosialisasi dimana
seseorang akan bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterimanya”.
(Mar’at,1981:9). Maksudnya, sesorang akan bereaksi apabila rangsangan yang
diberikan oleh seorang komunikator dapat diterima oleh komunikan yang diakibatkan
dari adanya hidup bermasyarakat.
Stephen R. Covey mengemukakan tiga teori
determinisme yang diterima secara luas, baik sendiri-sendiri maupun kombinasi,
untuk menjelaskan sikap manusia, yaitu:
1.
Determinisme genetis
(genetic determinism): berpandangan bahwa sikap individu diturunkan oleh sikap
kakek-neneknya. Itulah sebabnya, seseorang memiliki sikap dan tabiat seperti
sikap dan tabiat nenek moyangnya.
2.
Determinisme psikis
(psychic determinism): berpandangan bahwa sikap individu merupakan hasil
pelakuan, pola asuh, atau pendidikan orang tua yang diberikan kepada anaknya.
3.
Determinism lingkungan
(environmental determinism): berpandangan bahwa perkembangan sikap seseorang
sangat dipengaruhi oleh lingkungan individu itu tinggal dan bagaimana
lingkungan memperlakukan individu tersebut.
B. Hubungan antara Nilai, Moral, dan Sikap
Nilai merupakan dasar pertimbangan
bagi individu untuk sesuatu, moral merupakan perilaku yang seharusnya dilakukan
atau dihindari, sedangkan sikap merupakan predikposisi atau kecenderungan
individu untuk merespon terhadap suatu objek atau sekumpulan objek sebagai
perwujudan dari sistem nilai dan moral yang ada di dalam dirinya.
Sistem nilai mengarahkan pada pembentukan
nilai-nilai moral tertentu yang selanjutnya akan menentukan sikap individu
sehubungan dengan objek nilai dan moral tersebut. Dengan sistem nilai yan
dimiliki individu akan menentukan perilaku mana yang harus dilakukan dan yang
harus dihindarkan, ini akan tampak dalam sikap dan perilaku nyata sebagai
perwujudan dari sistem nilai dan moral yang mendasarinya.
C. Karakteristik Nilai, Moral, dan Sikap
Remaja.
Salah satu karakteristik remaja yang
sangat menonjol yang berkaitan dengan nilai adalah bahwa remaja sudah sangat
merasakan akan pentingnya tata nilai dan mengembangkan nilai-nilai baru yang
sangat diperlukan sebagai pedoman,pegangan,atau petunjuk dalam mencari jalannya
sendiri untuk menumbuhkan identitas diri menuju kepribadian yang semakin
matang(Sarwono,1989). Pembentukan nilai-nilai baru ini dilakukan dengan cara
identifikasi dan imitasi terhadap tokoh atau model tertentu atau bisa saja
berusaha mengembangkannya sendiri.
Karakteristik yang menonjol dalam
perkembangan moral remaja adalah bahwa sesuai dengan tingkat perkembangan
kognisi yang mulai mencapai tahapan berfikir operasional formal,yakni mulai
mampu berfikir abstrak dan mulai mampu memecahkan masalah-masalah yang bersifat
hipotetis,maka pemikiran remaja terhadap suatu permasalahan tidak lagi hanya
terikat pada waktu,tempat,dan situasi, tetapi juga pada sumber moral yang
menjadi dasar hidup mereka(Gunarsa,1988).
Perkembangan pemikiran moral remaja
dicirikan dengan mulai tumbuh kesadaran akan kewajiban mempertahankan kekuasaan
dan pranata yang ada karena dianggapnya sebagai suatu yang bernilai walau belum
mampu mempertanggungjawabkannya secara pribadi(Monks,1989). Perkembangan
pemikiran moral remaja yang demikian ini,jika meminjam teori perkembangan moral
dari Kohlberg berarti sudah mencapai tahap konvensional. Pada akhir masa remaja
akan memasuki tahap perkembangan pemikiran moral berikutnya yang disebut dengan
tahap pasca konvensional/dimana orisinalitas pemikiran moral remaja sudah
semakin tampak jelas. Pemikiran moral remaja berkembang sebagai pendirian
pribadi yang tidak tergantung lagi pada pendapat atau pranata-pranata yang
bersifat konvensional.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Nilai, Moral, dan Sikap Remaja
Faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap perkembangan nilai, moral, dan sikap individu mencakup aspek
psikologis, sosial, budaya, dan fisik kebendaan baik yang terdapat dalam
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat :
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang
terdekat untuk membesarkan, mendewasakan dan didalamnya anak mendapatkan
pendidikan yang pertama kali. Keluarga
merupakan kelompok masyarakat terkecil, akan tetapi merupakan lingkungan paling
kuat dalam membesarkan anak yang belum sekolah. keinginan dan harapan orang tua
yang cukup kuat agar anaknya tumbuh dan berkembang menjadi individu yang memilikidan menjunjung tinggi nilainilai
luhur, mampu membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah,
yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta memiliki sikap dan prilaku yang
terpuji sesuai dengan harapan orang tua.
2.
Lingkungan Pendidikan (Sekolah)
Lingkungan pendidikan setelah
keluarga, adalah lingkungan sekolah. Sekolah sebagai lembaga formal yang di
serahi tugas untuk menyelenggarakan pendidikan tentunya tidak kecil perananya
dalam membantu perkembangan hubungan sosial remaja.
Dalam konteks ini, guru juga harus mampu
mengembangkan proses pendidikan yang bersifat demokratis. Jika guru tetap
berpendirian bahwa dirinya sebagai tokoh intelektual dan tokoh otoritas yang
memegang kekuasaan penuh,
Perkembangan hubungan sosial remaja
akan terganggu. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan perannya selain
sebagai guru juga sebagai pemimpin yang demokratis. Artinya, selain
menyampaikan pelajaran sebagai upaya mentrasfer pengetahuan kepada peserta
didik, juga harus membina peserta didik menjadi manusia dewasa yang bertanggung
jawab.
3. Lingkungan Sosial
Faktor sosial mencakup semua pengaruh
sosial dalam perkembangan sikap keberagamaan, yaitu: pendidikan orang tua,
tradisi–tradisi sosial dan tekanan–tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan
diri dengan berbagai pendapat dan sikap
yang disepakati oleh lingkungan.
E. Implikasi Pengembangan
Nilai, Moral dan Sikap Remaja
Pendidikan tersebut dapat dilakukan
di rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.
1. Pendidikan moral dalam rumah tangga
Pertama-tama yang harus diperhatikan
adalah penyelamatan hubungan ibu-bapak, sehingga pergaulan dan kehidupan mereka
dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya. Pendidikan moral yang paling baik,
terdapat dalam agama, karena nilai moral yang dapat dipatuhi dengan sukarela,
tanpa ada paksaan dari luar, hanya dari kesadaran sendiri, datangya dari
keyakinan sendiri.
Orang tua harus memperhatikan
pendidikan moral serta tingkah laku anak-anaknya.Pendidikan dan perlakuan orang
tua terhadap anaknya hendaknya menjamin segala kebutuhannya, baik fisik ataupun
psikis ataupun sosial.
2. Pendidikan moral dalam sekolah
Hendaknya dapat diusahakan supaya
sekolah menjadi lapangan yang baik bagi penumbuhan dan pengembangan mental dan
moral anak didik. Pendidikan
agama, haruslah dilakukan secara intensif Hendaknya segala sesuatu yang
berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran (baik guru, pegawai , buku,
peraturan dan alat-alat) dapat membawa anak didik kepada pembinaan mental yang
sehat.
3. Pendidikan moral dalam masyarakat
Sebelum menghadapai pendidikan anak,
maka masyarakat yang telah rusak moralnya diperbaiki terlebih
dahulu.Mengusahakan supaya masyarakat, termasuk pemimpin dan penguasanya
menyadari betapa pentingnya masalah pendidikan moral anak.Supaya segala mas
media , terutama siaan radio dan TV., memperhatikan setiap macam uraian,
petunjukan, kesenian dan ungkapa tidak boleh bertentangan dengan agama.
Komentar
Posting Komentar