Apa itu Hujan Buatan? Kenapa harus garam yang digunakan pada Hujan Buatan?

Hujan merupakan peristiwa jatuhnya cairan dari atmosfer ke permukaan bumi (peristiwa presipitasi). Hujan terjadi karna proses perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat(proses kondensasi) sehingga uap air diatmosfer menjadi butiran air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Proses terjadinya hujan merupakan siklus yang terjadi pada bagian bumi yakni daratan dan perairan.


Berikut merupakan proses terbentuknya hujan :
1.Seluruh wilayah pada permukaan perairan bumi seperti sungai, danau, laut akan menguap ke udara karena panas matahari.
2.Uap air kemudian naik terus ke atas kemudian menyatu dengan udara.
3.Suhu udara yang semakin tinggi akan membuatuap air itu melakukan kondensasi atau menjadi embun, yang menghasilkan titik-titik air yang berbentuk kecil
4.Suhu yang semakin tinggi membuat butiran uap yang menjadi embun tersebut semakin banyakjumlahnya, yang kemudian berkumpul membentuk awan.
5.Awan kemudian terus berwarna menjadi kelabu dan gelap yang dikarenakanbutiran airnya sudah terkumpul dalam jumlah banyak.
6.Lalu suhu yang sangat dingin dan semakin berat, membuatbutiran-butiran tersebut akan jatuh ke bumi yang dinamakan hujan.
Bagaimana jika hujan tidak kunjung turun di permukaan bumi?
Hujan yang tidak kunjung turun akan menyebabkan kekeringan. Untuk mengatasi itu maka solusi yang cukup ampuh yaitu menurunkan hujan buatan.

Hujan buatan adalah jenis hujan yang dibuat oleh manusia dengan cara menaburkan bahan kimia yang disebut dengan Argentium lodida ke dalam awan yang berfungsi untuk mempercepat pembentukan awan sehingga dapat terjadi hujan. Awan yang diperlukan untuk melakukan proses hujan buatan adalah awan dengan jenis Cumulus yang aktif. Syarat utama dalam membuat hujan buatan adalah adanya awan yang sudah terbentuk secara alami yang memiliki kandungan jenis-jenis air yang cukup, yang nantinya akan dipakai sebagai calon awan pembuat hujan buatan. Selain awan, diperlukan juga kecepatan angin serta kondisi cuaca yang mendukung.
Berikut tahapan dalam proses pembentukan hujan buatan:
a)       Hujan buatan dapat terjadi dengan menaburkan bahan – bahan kimia untuk mempengaruhi terjadinya awan yang disebut dengan zat glasiogenik, yaitu Argentium Iodida atau Perak Iodida.
b)       Penaburan bahan – bahan kimia tersebut dilakukan pada ketinggian diantara 4000 hingga 7000 kaki dengan memperhitungkan faktor – faktor seperti arah angin dan kecepatan angin yang akan membawa awan ke wilayah tempat terjadinya hujan buatan.
c)       Penaburan bahan – bahan kimia ini juga harus dilakukan mulai pada saat pagi hari sekitar pukul 07.00 pagi, menimbang proses terjadinya awan yang terbentuk secara alami adalah pada saat pagi hari.
d)       Selain bahan kimia berupa zat glasiogenik, ditaburkan pula zat kimia berupa zat higroskopis yang merupakan bahan kimia untuk menggabungkan butir – butir air di awan. Zat higroskopis tersebut berupa garam (NaCl), CaCl2 dan Urea. Zat tersebut yang digunakan dalam melakukan proses hujan buatan ini adalah yang berbentuk bubuk dengn diameter butiran antara 10 – 50 mikron.
e)       Bahan – bahan kimia tersebut ditaburkan ke awan yang ada di langit dengan menggunakan pesawat terbang, kecuali Urea.
f)        Setelah ditaburkan, bahan – bahan kimia tersebut akan mempengaruhi awan tersebut  untuk berkondensasi sehingga membentuk awan yang lebih besar dan mempercepat proses terjadinya hujan.
g)       Beberapa jam setelah menaburkan bahan – bahan kimia yang mempengaruhi awan untuk berkondensasi tersebut, barulah bubuk urea ditaburkan. Bubuk Urea ini fungsinya sama, yaitu untuk membantu awan membentuk dan menggabungkan kelompok – kelompok awan kecil untuk membentuk jenis-jenis awan yang lebih besar dan berwarna abu – abu. Awan besar berwarna abu – abu inilah yang dinamakan dengan awan hujan.
h)       Urea ini ditaburkan pada sekitar pukul 12.00 siang, menimbang bahwa pada saat tersebut sudah banyak kelompok – kelompok kecil awan yang terbentuk.
i)         Setelah awan hujan terbentuk, larutan bahan kimia ditaburkan kembali ke awan tersebut. tetapi kali ini berbentuk larutan. Larutan bahan – bahan kimia tersebut memiliki komposisi air, urea dan amonium nitrat dengan perbandingan 4:3:1. Larutan ini berfungsi untuk mendorong awan hujan untuk membentuk butir – butir air yang lebih besar karena butir – butir air yang besarlah yang dapat menimbulkan hujan pada awan hujan.
 
Kenapa harus garam? Ada kandungan apa didalam garam? 
Bisakah diganti dengan zat lain seperti gula untuk membantu proses turunnya hujan?

Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Bahan bernama kimia Natrium Klorida (NaCl) ini terdapat kandungan material hidrofilik yang senang mengumpulkan air. Fungsi garam sendiri yaitu dapat meluruhkan awan kumolonimbus. Jadi ketika garam ditebarkan pada awan kumolonimbus maka  garam akan mengumpulkan air dan terurai menjadi ion. Ketika ion masuk ke dalam kumpulan molekul maka ion menghasilkan tarikan tambahan pada molekul. Dengan demikian, yang berperan menyatukan molekul menjadi dua: energi Gibbs dan potensial yang dihasilkan tarikan ion. Ini berakibat jari-jari kritis bagi terbentuknya droplet menjadi lebih kecil. Proses ini sering disebut “ion-induced nucleation”. Sehingga proses turunnya hujan dapat terjadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi Pembelajaran Induktif dan Deduktif

Perkembangan Peserta Didik: Kebutuhan dan Pemenuhannya

Perkembangan Peserta Didik: Perkembangan Bakat Khusus