Memulihkan Produktivitas Tanah yang Rusak Akibat Tsunami

Memulihkan Produktivitas Tanah yang Rusak Akibat Tsunami


Tsunami tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik terhadap bangunan, jalan, jembatan, sistem sanitasi dan lainnya, tetapi juga menyebabkan tercemarnya lahan pertanian yang disebabkan oleh intrusi air laut dan terendapnya lumpur berkadar garam tinggi di atas permukaan tanah. Pencegahan dan rehabilitasi lahan pertanian pasca tsunami diperlukan untuk mengembalikan produktivitas lahan pertanian. Tiga tindakan perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan dan memulihkan kembali produktivitas lahan pertanian, khususnya sawah, di daerah bekas tsunami, adalah: 1) tindakan pencegahan, 2) tindakan rehabilitasi, dan 3) tindakan untuk menumbuhkan motivasi petani.

1.    Tindakan pencegahan
Tindakan ini dilakukan untuk mencegah masuknya air laut ke lahan pertanian sewaktu terjadi pasang. Upaya reklamasi akan menjadi sangat sia-sia apabila lahan pertanian rentan terhadap genangan air laut pasang. Tindakan pencegahan dapat dilaku-kan dengan membangun tanggul-tanggul, baik yang berupa bangunan sipil teknis maupun secara vegetatif.
Lahan pertanian yang sudah tergenangi air laut secara permanen perlu dialihkan untuk penggunaan lain, karena lahan yang sebelum tsunami permuka-annya lebih tinggi dari permukaan air laut, setelah tsunami menjadi lebih rendah sehingga akan terge-nang secara permanen. Tindakan untuk mengembali-kan fungsinya sebagai lahan pertanian akan sia-sia atau membutuhkan biaya dan teknologi yang mahal. Untuk itu intervensi pemerintah berupa pemberian modal awal ke petani tambak akan sangat penting, mengingat dibutuhkan investasi yang cukup besar untuk membangun tambak.
2.    Tindakan rehabilitasi
Tindakan rehabilitasi lahan pertanian yang terkena tsunami perlu dilakukan untuk menurunkan tingkat salinitas dan memperbaiki petakan. Penurunan kadar salinitas tanah dapat dilakukan dengan cara membilas lahan beberapa kali sehingga garamnya terbuang melalui aliran air permukaan. Cara ini dapat sangat efektif menurunkan salinitas tanah jika tersedia air tawar, saluran irigasi dan drainase yang memadai. Saluran drainase yang berfungsi baik dapat membuang garam-garam dari lahan pertanian, sehingga memungkinkan ditanami kembali dengan kacang tanah dan tanaman palawija lain. Selain itu, pembangunan kembali pematang-pematang sawah yang rusak diterjang tsunami perlu segera dilaksanakan. Pematang tersebut sebaiknya lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum tsunami untuk menampung lebih banyak air hujan berkadar garam rendah, sehingga dapat lebih efektif menurunkan kadar garam tanah.
Pencucian garam ke lapisan tanah lebih dalam sehingga menjauhi zona perakaran dapat dilakukan terutama pada daerah yang permeabilitas tanahnya cukup baik, air tanahnya dalam (>2 m), dan curah hujannya sedang sampai tinggi. Teknik pencucian ini dapat efektif dilakukan selama musim penghujan, namun berisiko meningkatkan kadar salinitas tanah di daerah perakaran selama musim kemarau akibat tingginya penguapan dari pori-pori tanah. Untuk menghindari risiko tersebut, pada lahan pertanian yang telah direklamasi perlu dilakukan tindakan rehabilitasi.
Tindakan rehabilitasi ditujukan untuk memper-baiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Tindakan rehabilitasi ini dapat dilakukan antara lain dengan: 1) pemberian bahan pembenah tanah seperti pupuk kandang, pupuk organik, gypsum, abu sekam, dan pemulsaan. Pemberian bahan pembenah tanah yang tersedia di lokasi seperti pupuk kandang, sekam padi, dan pupuk organik lainnya sebanyak 5-10 t ha-1sangat penting dilakukan untuk memperbaiki struk-tur tanah, keseimbangan hara, kemampuan menyim-pan air (water holding capacity) dan mengurangi penguapan jika bahan-bahan tersebut disebar di permukaan tanah; 2) perbaikan permeabilitas (drainase internal) tanah melalui pengolahan tanah dalam dan perbaikan struktur tanah. Pengolahan tanah menggunakan bajak singkal sedalam 30 cm sangat dianjurkan untuk mengurangi rasio lumpur tsunami terhadap volume tanah; serta 3) penyesuaian pola tanam yaitu dengan menanam varietas-varietas tanaman yang toleran terhadap salinitas tanah yang tinggi. Beberapa jenis tanaman semusim yang banyak ditanam petani dan tumbuh baik adalah ba-wang merah, cabe, padi, kacang tanah, dan jagung.
3.    Tindakan untuk menumbuhkan motivasi petani
Tindakan ketiga dan yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan kedua tindakan sebelumnya adalah menumbuhkan kembali motivasi petani untuk kembali ke lahan usahataninya. Rendahnya motivasi petani untuk bertani akan berakibat terbengkalainya program pembangunan pertanian yang telah dicanangkan oleh pemerintah, karena ujung tombak dari sistem produksi pertanian adalah petani itu sendiri. Beberapa kegagalan panen yang dialami petani akibat kurang siapnya lahan pertanian untuk menopang pertumbuhan tanaman dikhawatirkan akan semakin melemahkan motivasi petani. Yang perlu segera dilakukan adalah menya-darkan petani bahwa kondisi lahan mereka sudah berbeda dibandingkan dengan sebelum tsunami, karena itu cara bercocok tanam, penggunaan varietas, dan pupuk perlu disesuaikan. Kegiatan penyuluhan, baik dalam bentuk tatap muka, penye-baran brosur, dan pembuatan demplot perlu dilakukan. Diharapkan dengan kegiatan-kegiatan pe-nyuluhan tersebut, petani bergairah kembali bekerja di lahan usahataninya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi Pembelajaran Induktif dan Deduktif

Perkembangan Peserta Didik: Kebutuhan dan Pemenuhannya

Perkembangan Peserta Didik: Perkembangan Bakat Khusus