Media Pembelajaran ASSURE
Resume Materi Media Pembelajaran ASSURE
Model ASSURE dalam Penggunaan Media
Menurut Smaldino, dkk. (2005:49) model
ASSURE adalah salah satu model yang dapat menuntun pembelajar secara
sistematis untuk merencanakan proses pembelajaran secara efektif. Model
ASSURE pada pelaksanaannya memadukan penggunaan teknologi dan media di
ruang kelas. Jadi dengan melakukan perencanaan secara sistematis, dapat
membantu memecahkan masalah dan membantu mempermudah menyampai-kan
pembelajaran. Karena proses pembelajaran itu merupakan proses yang
komplek dan merupakan suatu sistem yang perlu dilakukan dengan
pendekatan sistematis.
A = Analyze learner characteristic (menganalisis karakteristik pebelajar)
Menurut Anitah (2009: 210) langkah yang
pertama adalah mengidentifikasi karakteristik pebelajar. Smaldino, dkk.
(2005: 49) mengatakan bahwa media dan teknologi dikatakan efektif bila
ada kesesuaian antara karakteristik pebelajar dengan metode, media, dan
materi pembelajaran. Dalam praktik guru tidak mungkin menganalisis
setiap individu pebelajar. Oleh karena itu, Anitah (2009: 210)
mengemukakan ada beberapa faktor yang penting untuk dipertimbangkan
dalam membuat keputusan tentang penggunaan metode dan media, yaitu:
a.Karakteristik umum
Karakteristik umum meliputi faktor-faktor
usia, tingkat pendidikan, pekerjaan/ posisi, kebudayaan dan sosial
ekonomi. Dengan analisis pebelajar akan membantu pemilihan metode dan
media pembelajaran yang sesuai.
Misalkan, pebelajar yang lemah dalam
keterampilan membaca, lebih tepat diberi media non cetak. Jika pebelajar
kurang tertarik dengan materi yang disajikan, maka media yang tepat
misalnya videotape, simulasi, atau kegiatan-kegiatan yang berbasis
teknologi.
Bila pebelajar pertama kali belajar suatu
konsep baru, maka dibutuhkan pengalaman belajar langsung dan konkrit
seperti karyawisata atau latihan bermain peran (mengacu pada kerucut
pengalaman Edgar Dale).
b.Kemampuan Awal
Disarankan bagi guru untuk melakukan
ferifikasi tentang kemampuan awal pebelajar secara informal (seperti
interview atau pertanyaan-pertanyaan dalam kelas), atau secara formal
(seperti tes terstandar atau tes buatan guru). Tes kemampuan awal
merupakan penilaian, baik formal maupun informal, yang menentukan apakah
pebelajar memiliki kemampuan awal ang diperlukan. Dengan menganalisis
kemampuan yang telah dimiliki pebelajar, guru dapat memilih metode dan
media yang sesuai.
c.Gaya Belajar
Gaya belajar berkenaan dengan
pengelompokan sifat-sifat psikologis yang menentukan bagaimana seorang
individu merasakan berinteraksi dengan, dan merespon secara emosional
pada lingkungan belajar. Gardner (1999) dalam Anitah (2009: 211)
mengemukakan tiga jenis gaya belajar seseorang, yaitu visual, auditory,
dan kinestetik.
Teori Gardner mengimplikasikan bahwa guru
yang efektif perlu sadar akan adanya gaya bbelajar yang berbeda di
antara para pebelajar. Cara yang terbaik untuk mengatasinya yaitu dengan
memberikan variasi pembelajaran. Guru, perancangan kurikulum, dan
spesialis media harus bekerjasama mendesain kurikulum sehingga pebelajar
memiliki kesempatan mengembangkan perbedaan gaya tersebut. Variabel
gaya belajar dapat dikategorikan menjadi empat kelompok, yaitu kekuatan
persepsi, kebiasaan memproses informasi, faktor-faktor motivasi, dan
faktor-faktor psikologis.
d.Kekuatan Persepsi
Pebelajar sangat bervariasi dalam
penggunaan inderanya yang meliputi auditory, visual, taktil dan
kinestetik. Pendukung pentingnya variabel ini mengatakan bahwa sebagian
besar pebelajar tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk menangkap
pelajaran melalui pendengaran, dan menyangsikan keluasan penggunaan
metode guru. Dikatakan pula bahwa pebelajar yang agak lambat belajar
cenderung menyukai pengalaman taktil atau kinestetik, duduk dan
mendengarkan sukar baginya.
e.Kebiasaan Memproses Informasi
Kategori ini termasuk variabel-variabel
yang berkaitan dengan bagaimana kecenderungan pebelajar memproses
informasi. Model Gregore (dalam Molenda, dkk, 2005) dalam Anitah (2009:
212) tentang “gaya berpikir” mengemukakan kelompok pebelajar dari
konkrit versus abstrak, dan gaya acak versus berurutan. Maka ada empat
kategori utama pada gaya berpikir ini, yaitu berurutan konkrit, acak
konkrit, berurutan abstrak, dan acak abstrak.
S = State Objectives (menyatakan tujuan)
Tujuan ini mungkin dijabarkan dalam
silabus, buku teks, kurikulum, atau dikembangkan sendiri oleh guru.
Suatu pernyataan tujuan, bukan apa yang harus dicapai oleh pembelajar
dengan pembelajaran itu. Suatu tujuan merupakan pernyataan tentang apa
yang akan dicapai, bukan bagaimana tujuan itu akan dicapai.
S = Select methods, media, and materials (memilih metode, media, dan materi)
Memilih metode. Pertama, yakinlah bahwa
tidak ada metode yang paling baik untuk semua kegiatan belajar. Untuk
suatu kegiatan pembelajaran, mungkin diperlukan penggabungan satu atau
dua metode yang berbeda-beda.
Memilih bentuk media. Bentuk media adalah
bentuk fisik yang membawakan pesan yang akan disajikan. Bentuk media
misalnya, bagan lembaran balik (gambar diam atau teks), slide (gambaran
proyeksi diam), audio (suara dan musik), video (gambar bergerak pada
layar) dan multimedia.
Memodifikasi materi yang ada. Bila guru
tidak dapat menemukan materi-materi yang sesuai, mungkin melakukan
modofikasi materi yang ada. Ini merupakan tantangan dan memerlukan
kreatifitas. Dalam hal waktu dan biaya, ini merupakan prosedur yang
lebih efisien daripada merancang sendiri materi baru.
U = Utilize media and materials (memanfaatkan media dan materi)
Perubahan paradigma pembelajaran dari
teacher-centered ke student-centered, yang lebih memungkinkan pebelajar
memanfaatkan materi, baik secara mandiri atau kelompok kecil daripada
mendengarkan presentasi guru secara klasikal. Untuk mengaplikasikan
media dan materi, perlu melakukan;
1.Preview materi
Seorang guru tidak
pernah menggunakan materi tanpa pertama melakukan review awal. Selama
proses pemilihan, harus menentukan apakah materi itu sesuai untuk
pebelajar dan tujuan yang telah ditetapkan.
2.Menyiapkan materi
Guru perlu menyiapkan
media dan materi untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang telah
direncanakan. Selanjutnya guru membuat daftar urutan materi dan
perlengkapan yang diperlukan untuk tiap pelajaran dan membuat urutan
presentasi kegiatan.
3.Menyiapkan pebelajar
Belajar dari suatu
kegiatan tergantung pada bagaimana pebelajar disiapkan untuk kegiatan
pembelajaran. Beberapa fungsi seperti, mengarahkan perhatian,
meningkatkan motivasi, menjelaskan rasional mempelajari suatu materi,
merupakan kegiatan untuk menyiapkan pebelajar, baik kelas yang
teacher-centered maupun student-centered.
4.Menyajikan pengalaman belajar
Jika materi itu
berpusat pada guru, maka guru harus menyajikan sebagai seorang
profesional. Jika pengalaman yang akan diberikan kepada pebelajar adalah
student-centered, guru harus berperan sebagai fasilitator atau
pembimbing, yang membantu pebelajar menggali topik dari internet,
mendiskusikan isi, menyiapkan materi portofolio, atau menyajikan
informasi kepada teman sekelas.
R = Require learner participation (meminta partisipasi pebelajar)
Pendidik yang merealisasikan partisipasi
aktif dalam pembelajaran akan meningkatkan kegiatan belajar. Belajar
merupakan suatu proses untuk mencoba berbagai perilaku dengan hasil yang
menyenangkan. Dengan pendekatan ini berarti perancang pembelajaran
harus mencari cara agar pebelajar melakukan sesuatu. Disarankan bahwa
pebelajar membangun skema mental ketika otaknya secara aktif mengingat
atau mengaplikasikan beberapa konsep atau prinsip.
E = Evaluate (menilai)
Evaluasi dari revisi meupakan komponen yang paling penting untuk mengembangkan kualitas pembelajaran.
1.Menilai hasil pebelajar
Pernyataan tentang tujuan akan membantu
untuk mengembangkan kriteria guna mengevaluasi unjuk kerja pebelajar
baik individual maupun kelompok. Cara menilai pencapaian hasil belajar
tergantung pada hakekat tujuan itu. Menurut Dewi Salma Prawiradilaga
(2008 : 69), penilaian hasil belajar diperlukan untuk mengukur tingkat
pemahaman atau materi yang sudah diberikan oleh pendidik.
2.Menilai metode dan media
Evaluasi ini menilai metode dan media
pembelajaran. Analisis reaksi pebelajar pada metode pembelajaran dapat
membantu untuk memperoleh data dengan cara yang halus.
3.RevisiLangkah terakhir adalah melihat kembali hasil data evaluasi yang dikumpulkan. Bila dari hasil data evaluasi menunjukkan ada kelemahan pada komponen tertentu, kembalilah pada bagian itu dengan merencanakan dan merevisinya.
Sumber: Click Here
Komentar
Posting Komentar